Search This Blog

Friday, 10 November 2017

Fungsi Balance Charger pada battery lithium

            Battery lithium merupakan battery high capacity dengan tegangan 3,7 V, battery ini digunakan untuk berbagai peralatan elektronik seperti smartphone, laptop, camera, drone dan peralatan elektronik lainnya. Adapun dalam penggunaan battery lithium untuk perangkat elektronik memiliki spesifikasi tegangan yang berbeda-beda maka dari itu battery lithium di pasang seri atau menggunakan inverter step up DC to DC untuk menaikkan tegangan.
 

Battery Lithium berbagai Type dan Ukuran


             Pada perangkat elektronik yang menggunakan tegangan diatas 3,7 V battery lithium dipasang seri sehingga penamaanya biasa ditulis battery 1S,2S,3S,4S,6S,8S yaitu penggunaan jumlah cell battery lithium dalam 1 packing, sehingga tegangan yang didapat bisa di lihat sebagai berikut :
  1. Battery lithium 1S = 3,7 V
  2. Battery lithium 2S = 7,4 V
  3. Battery lithium 3S = 11,1 V
  4. Battery lithium 4S = 14,8 V
  5. Battery lithium 6S = 22,2 V
  6. Battery lithium 8S = 29,6 V
            Pada perangkat elektronik untuk proses charging battery lithium menggunakan sistem balance charger, dimana sistem ini di gunakan pada battery lithium 2S-8S yaitu charger battery lithium per masing-masing cell karena karakteristik dari masing-masing battery lithium berbeda-beda, sehingga pada saat charging perangkat elektronik 100% diharapkan battery lithium tegangan masing-masing battery mencapai 4,2 V kondisi full charging. Saat proses menuju 95% rate current akan diturunkan seperti pada grafik dibawah ini sehingga proses pengisian lebih lambat proses ini adalah dimana fase menuju full charging untuk cut off

           
               Bila charger battery lithium secara langsung dengan kondisi seri, maka tiap-tiap battery lithium memiliki tegangan full charging time yang berbeda-beda sehingga pada saat tegangan total battery tercapai, maka sistem akan langsung cut off dianggap battery telah selesai charging 100 %, padahal ada beberapa battery yang harus dicharger dengan waktu lebih lama untuk mencapai 100 % karena ion-ion didalam cell  battery mulai lambat berpindah seperti pada gambar dibawah ini saat kondisi charger ion dari catoda pindah ke anoda sebaliknya pada saat discharging atau load ion dari anoda balik lagi ke katoda


             Sehingga dengan melihat proses tersebut maka pihak produsen battery lithium membuat sistem balance charging dengan skema seperti gambar dibawah ini, dengan begitu tiap-tiap cell battery lithium menerima tegangan masing-masing 4,2 V sehingga seluruh battery dapat 100 % terisi dengan waktu charging yang berbeda

   Balance Charging battery Lithium


               Dengan sistem balance charger ini akan memperlama usia pemakaian battery lithium karena battery yang masih baik akan diisi masing-masing cell tidak terganggu dengan battery yang sudah mengalami tegangan drop sampai pada akhirnya salah satu cell rusak sehingga battery tidak bisa diisi lagi atau bila tegangan drop dibawah 2,5 V maka charger akan mengindikasikan battery lithium rusak atau not charging.


                 Untuk rate current charging battery lithium sebenarnya maksimum 1 C seperti terlihat pada grafik diatas bila battery lithium misalnya tertulis capacity 2500 maH maka rate charging bisa sampai 2,5 A akan tetapi kondisi ini akan membuat ion-ion didalam cell battery cepat berpindah maka akan menyebabkan battery lithium cepat jenuh sehingga usia pemakaian menurun, maka lebih baik normal rate current charger 0,5 C (0,5 x 2500 maH) yaitu 1,25 A dengan waktu 2 jam full charging.

2 comments:

  1. Itu komponen apa om? Yg di balancernya

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu biasany sudah paket modul charger dan rangkaian balance biasany menggunakan resistor dan mosfet

      Delete